KONFIGURASI LOAD BALANCHING PADA MIKROTIK
KONFIGURASI LOAD BALANCHING PADA MIKROTIK
Load balance pada mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari kelebihan beban pada koneksi salah satu jalur. Dimana Load Balancing merupakan sebuah metode pembagian beban traffic pada 2 atau lebih WAN dengan tujuan optimasi bandwidth dan meminimalisir terjadinya bootleneck . Misal, jika kita memiliki 2 buah koneksi internet (ISP) yang masing-masing bandwidthnya adalah 512 kbps dan 256 kbps maka bandwidth yang di dapat adalah 512 kbps + 256 kbps = 512 kbps + 256 kbps bukan 512 kbps + 256 kbps = 768 kbps .
Kenapa demikian? karena secara fisik loadbalancing akan tetap menggunakan 2 buah link bukan menggabungkannya menjadi 1 link.
Pada loadbalancing kali ini kita akan menggunakan fitur yang disebut PCC (Per Connection Classifier). Dengan PCC kita bisa mengelompokan koneksi trafik yang melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa grup. Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan atau dst-port. Router akan mengingat-ingat jalur gateway yang dilalui koneksi trafik diawal, sehingga pada paket-paket selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama juga.
Sedangkan Failover merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya downtime jika suatu koneksi mengalami gangguan. Artinya Teknik Failover adalah suatu teknik jaringan dengan memberikan dua jalur koneksi atau lebih dimana ketika salah satu jalur mati, maka koneksi masih tetap berjalan dengan disokong oleh jalur lainnya. Teknik failover ini cukup penting ketika kita menginginkan adanya koneksi jaringan internet yang handal.
Asumsi
1. Koneksi Internet Menggunakan 2 ISP (ISP 1 Firstmedia dan ISP 2 Modem 3G)
2. Koneksi Internet Dialup Melalui Modem, dan Mikrotik Berfungsi hanya Melewatkan Saja (IP-Route)
3. Ether1 dan Ether2 Terhubung ke WAN dan Ether3 Terhubung ke LAN
4. IP Modem 1 : 192.168.1.1 (Modem 3G), IP Modem 2 : 192.168.2.1 (First Media) dan IP Segmen Jaringan LAN : 192.168.10.0/24 dengan Gateway 192.168.10.1/24.
Langkah Konfigurasinya adalah sbb :
1.Tetapkan alamat IP untuk masing-masing ethernet.
/alamat ip
tambahkan alamat=191.168.1.2/24 antarmuka= ether1-WAN-1 komentar="WAN1"
tambahkan alamat=192.168.0.2/24 antarmuka= ether2-WAN-2 komentar="WAN2"
tambahkan alamat=192.168.10.1/ 24 antarmuka= ether3-LAN komentar="LAN"
2.Selanjutnya buatlah rule pada mangle untuk menandai traffic dari ISP1 dan ISP2
/ip firewall mangle
add chain=input in-interface=ether1-WAN-1 action=mark-connection new-connection-mark=traffic-wan1
add chain=input in-interface=ether2-WAN-2 action=mark-connection new-connection-mark=traffic-wan2
3. Masih pada mangle, buatlah rule untuk menandai traffic yang keluar agar dapat dialihkan ke gateway masing-masing.tambahkan rantai=tanda-koneksi keluaran=traffic-wan1 tindakan=perutean-tanda-tanda-perutean-baru=ke-wan1
tambahkan rantai=tanda-koneksi keluaran=tanda-perutean-lalu2 tindakan=perutean-tanda-tanda-perutean-baru=ke-wan2
“Fungsi script di atas (Point 2 dan 3) adalah agar paket yang sudah melewati ISP A maka pulang pergi harus melewati ISP 1, begitu juga dengan paket yang melewati ISP 2”.
4. Selanjutnya buatlah aturan untuk mengizinkan lalu lintas yang datang dari lan mengakses ke wan.tambahkan rantai=prarouting dst-address=192.168.1.0/24 action=accept
in-interface=ether3-LAN tambahkan rantai=prerouting dst-address=192.168.2.0/24 action=accept in-interface=ether3-LAN
5. Konfigurasi Selanjutnya tentukan konfigurasi dari pcc nya. Karena pada chain prerouting semua traffic akan ditangkap, maka kita tambahkan dst-address-type=!local agar traffic dari lan yang menuju ke ip pada ethernet router akan dihiraukan. Sisanya traffic yang melewati router itu sendiri akan di kelompokan menjadi 2 grup berdasarkan sumber, port dan tujuan.
tambahkan rantai=prerouting dst-address-type=!local in-interface=ether3-LAN per-connection-classifier=kedua-alamat-dan-port:2/0 action=mark-connection new-connection-mark=traffic-wan1 passthrough=ya
tambahkan rantai=prerouting dst-address-type=!local in-interface=ether3-LAN per-connection-classifier=kedua-alamat-dan-port:2/1 action=mark-connection new-connection-mark= passthrough traffic-wan2=ya
6. Selanjutnya kita buat rule untuk menentukan paket data yang keluar dan masuk agar melalui gateway yang sesuai.
tambahkan rantai=prerouting connection-mark=pcc-traffic-wan1 in-interface=ether3-LAN action=mark-routing new-routing-mark=to-wan1
tambahkan chain=prerouting connection-mark=pcc-traffic-wan2 in-interface =tindakan ether3-LAN =tanda-perutean tanda-perutean baru=ke-wan2
“Fungsi Script di atas (Point 5 dan 6) adalah, menandai koneksi yang sudah diatur berdasarkan classifier dan membuat routing mark berdasarkan koneksi yang sudah di buat"
Hasil Akhir
7. Sampai disini kita sudah selesai menandai paket, selanjutnya buat routingnya masing-masing.
/rute ip
tambahkan dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.1.1 routing-mark=jalur-wan1 check-gateway=ping
tambahkan dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.2.1 routing-mark=jalur -wan2 gerbang periksa=ping
“Fungsi Script di atas untuk memasukkan rute default berdasarkan tanda routing yang sudah di tentukan. Artinya. Pada konfigurasi diatas kita telah membuat routing backup, sehingga apabila sebuah gateway terputus, maka semua koneksi akan melewati gateway yang masih terhubung”
8. Konfigurasi Terakhir Buat failover-nya.
tambahkan dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.1.1 distance=1 check-gateway=ping
tambahkan dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.2.1 distance=2 check-gateway=ping
9. Langkah terakhir kami menambahkan rule nat untuk menggunakan kedua linknya.
/ip firewall nat
add chain=srcnat out-interface=ether1-WAN-1 action=masquerade
add chain=srcnat out-interface=ether2-WAN-2 action=masquerade
10. Lakukan Ujicoba
1.Dengan cara memutus salah satu ISP,apakah klien masih bisa terhubung ke internet atau down.
2.Melakukan Download File dengan cara melakukan 1 file download (1 koneksi),dan download dengan beberapa koneksi (Lebih dari 1 file yang di download)
Hasilnya terlihat pada gambar dibawah ini
Kesimpulan & Catatan
1. Load Balance MikroTik umumnya diterapkan ketika kita mempunyai 2 link network atau lebih, bertujuan untuk membagi beban traffic data melalui 2 link atau lebih dan disebarkan secara seimbang atau rata.
2. Load Balancing sangat baik digunakan pada saat sebuah server telah memiliki jumlah user yang telah melebihi maksimal kapasitasnya. Loadbalancing juga mendistribusikan beban kerja secara merata di dua atau lebih komputer, link jaringan, CPU, harddisk, atau sumber daya lainnya, untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal.
3. Loadbalancing menggunakan teknik pcc ini akan berjalan efektif dan mendekati seimbang jika semakin banyak koneksi (dari klien) yang terjadi.
4. Gunakan ISP yang memiliki bandwith FIX bukan Share untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.
5. Disaat Load Balancer menerima permintaan layanan dari pengguna, maka permintaan tersebut akan diteruskan ke server utama. Biasanya Load Balancer dengan pintar dapat menentukan mana server yang memiliki load lebih rendah dan respon lebih cepat.
6. Load Balance menggunakan PCC ini tidak selamanya dan sepenuhnya sebuah solusi yang pasti berhasil baik di semua jenis jaringan, karena proses penyeimbangan dari traffic adalah berdasarkan logika probabilitas.
Komentar
Posting Komentar